PENGAJARAN DASAR
Maria adalah seorang
gadis belia yang diperkirakan lahir di kota Sepphoris (sebelah utara
Palestina), sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi
hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris adalah ibu kota Galilea. Kota
yang memiliki banyak rumah yang indah dan sebuah gedung teater yang
besar, luluh lantak dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih
kanak-kanak. Bencana inilah yang menyebabkan keluarga Maria pindah
beberapa mil jauhnya ke Nazareth yaitu sebuah dusun kecil.
“Nazareth” dalam bahasa
Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti bunga
bakung yang merupakan simbol kehidupan, dan Nazareth dapat juga berarti
“keturunan”. Di kota inilah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang
kayu dan mereka pun bertunangan. Sebagai seorang Yahudi, Maria sangat
mengharapkan kedatangan Mesias.
Dalam kehidupan Geraja
Katolik, Bunda Maria merupakan sosok pribadi yang mempunyai tempat
sungguh istimewa. Gereja Katolik sangat menghormatinya, sehingga dapat
kita lihat, begitu kuat Devosi terhadap Bunda Maria. Penghormatan ini
dilakukan oleh Gereja Katolik dengan berbagai macam cara dan Devosi.
Gereja Katolik memberikan bulan khusus, yaitu Mei dan Oktober untuk
menghormati Bunda Maria. Pada bulan Mei dan Oktober, Gereja Katolik
mengajak umatnya untuk berdoa Rosario, baik secara pribadi maupun
berkelompok (baik di lingkungan/stasi, dsb) ataupun lewat ziarah-ziarah
ke gua Maria. Dalam kehidupan Liturgi Gereja Katolik, menempatkan
beberapa pesta yang berkaitan dengan bunda Maria. Hal tersebut
menunjukan bahwa Bunda Maria sungguh mempunyai tempat yang istimewa di
dalam Gereja katolik.
Dalam perjalanan
Hidupnya Bunda Maria mempunyai relasi yang sangat mesra dengan Putranya
Yesus Kristus, sejak ada dalam kandungan serta sampai wafat-Nya, karena
ia telah dipilih oleh Allah menjadi Bunda Allah. Lewat kedekatan relasi
inilah yang menjadikan Gereja katolik memppunyai keyakinan bahwa Maria
sungguh-sungguh istimewa, baik dihadirat Allah maupun manusia. Lewat
perjalanan sejarah Gereja dalam bimbingan Roh Kudus, lewat berbagai
konsili Nicea, Konsili Efesus, konsili Kalcedon menetapkan bahwa Yesus
sebagai Anak Allah, yang memang sungguh-sungguh Allah oleh karena
sehakikat dengan Bapa, menjadi daging, menjadi manusia begitu rupa,
sehingga Ia adalah Allah dan manusia (secara serentak), namun tetap
satu.
MARIOLOGI
Mariologi Katolik Roma
membahas kehidupan, berbagai penghormatan kepadanya dalam kehidupan
sehari-hari, doa-doa, serta kesenian, musik dan arsitektur yang
bertemakan Maria.
Mariologi Katolik Roma
masih dan terus-menerus dibentuk tidak hanya oleh ensiklik kepausan tapi
juga oleh hal-hal lain yang saling memengaruhi mulai dari tulisan2 para
suci, hingga berbagai pembangunan gereja-gereja agung yang
didedikasikan untuk Maria di lokasi-lokasi penampakannya, yang diterima
sensus fidelium (berdasarkan keimanan bersama) di mana hal ini
melengkapi Mariologi dengan komponen “teologi rakyat” yang membedakannya
dari komponen-komponen teologi formal lainnya.
Kristologi tanpa Maria
adalah suatu hal yang salah (demikian juga sebaliknya) menurut pandangan
Gereja, karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu
Kitab Suci yang penuh. Gereja adalah kumpulan umat Allah karena dirinya
adalah Tubuh Kristus Gereja hidup dalam hubungannya dengan Kristus.
Sebagai Tubuh Kristus, Gereja juga memiliki hubungan dengan ibu-Nya,
yang menjadi topik utama dari Mariologi Katolik. Maria dipandang sebagai
citra asli Gereja, atau, seperti yang dinyatakan dalam Konsili Vatikan
II “Bunda Gereja”
Doktrin-doktrin Maria
dalam Gereja Katolik Roma, termasuk keempat dogma adalah bagian utama
dari Mariologi yang terdiri atas ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin resmi
mengenai hidup dan peran Maria, namun tidak mengikut-sertakan
pandangan-pandangan menyeluruh, konroversi dan aspek-aspek kebudayaan
devosi kepada Maria.
EMPAT DOGMA MARIA
DOGMA MARIA BUNDA ALLAH
Theotokos / Mater Dei (dirayakan 1 Januari)
Dinyatakan melalui
Konsili di Efesus (th 431) dan Konsili Chalcedon (th 451). Kepercayaan
gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah
berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan
"Theotokos" tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari
Nestorius (masalah ini akan kita bahas nanti).
DOGMA PERAWAN MARIA / Maria Virgini
Konsili Konstantinopel
II (553) menyebutkan Bunda Maria sebagai "kudus, mulia dan tetap-Perawan
Maria". Konsili ini merangkum ajaran-ajaran penting berkaitan dengan
kepercayaan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Termasuk
dalam ajaran ini adalah tentang keperawanan Maria. Dogma ini lebih
ditegaskan melalui Pengajaran Magisterium Gereja Katolik dimana doktrin
dari keperawanan Maria, sebelum, pada saat dan sesudah kelahiran Yesus
dinyatakan secara defintif oleh Paus St. Martin I di Sinode Lateran
tahun 649, yang berbunyi Maria yang tetap perawan dan tak bernoda yang
terberkati, mengandung tanpa benih manusia, oleh Roh Kudus, dan tanpa
kehilangan keutuhan melahirkan Dia dan sesudahnya tetap perawan. Maka,
seperti Kritus yang bangkit dengan tubuh-Nya dapat menembus pintu-pintu
rumah yang terkunci (lihat Yoh 20: 26), maka pada saat kelahiran-Nya, Ia
pun lahir dengan tidak merusak keperawanan ibu-Nya, yaitu Bunda Maria
DOGMA MARIA DIKANDUNG TANPA NODA / Maria Immaculata
8 Desember 1854 Paus
Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda melalui
Ineffabilis Deus, yang menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda
dosa asal. Bagi Gereja Katolik Roma, dogma Dikandung Tanpa Noda menjadi
semakin penting setelah penampakannya di Lourdes pada tahun 1858.
DOGMA MARIA DIANGKAT KE SURGA / Maria Assumpta (dirayakan 15 Agustus)
Ditetapkan oleh Paus
Pius XII , tanggal 1 Nov 1950 melalui Konstitusi Apostolik
Munificentissimus Deus. Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan
‘naik’ ke surga. ‘Diangkat’ berarti bukan karena kekuatannya sendiri
melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus ‘naik’ ke surga
oleh kekuatan-Nya sendiri. Maria adalah anggota Gereja yang pertama yang
diangkat ke surga. Dengan diangkatnya Bunda Maria ke surga, maka ia
yang telah bersatu dengan Yesus akan menyertai kita yang masih berziarah
di dunia ini dengan doa-doanya.
KEISTIMEWAAN MARIA
Dalam kepenuhan dirinya
sebagai wanita, Maria menjawab panggilan istimewa itu. Jadi Maria
merupakan teladan atau model kita semua sebagai orang beriman, Maria
yang diangkat ke surga dengan badan dan jiwa merupakan idealisme umat
Allah. Tentu saja idealisme hanya diperlukan selama umat Allah menempuh
eksistensi keduniaannya, yakni berziarah.
Di dalam Maria, umat
Allah menemukan tanda yang paling cocok untuk menopang aspirasinya
mengenai kehidupan surgawi. Maria sebagai citra umat Allah, awal
penyempurnaan umat Allah di masa depan dan tanda pengharapan yang pasti
bagi umat Allah. Melalui penegasan ini diakui sepenuhnya bahwa Yesus
Kristus sendiri telah menggenapi janjiNya perihal eschaton di dalam diri
Maria
HARI-HARI RESMI PERAYAAN MARIA
Dalam liturgi resmi
Gereja sepanjang tahun dirayakan pesta pesta atau peringatan -
peringatan yang berkenaan dengan Bunda Maria. Ini yang disebut "Cultus
Publicus", dengan konsekwensi seluruh Gereja terlibat. Menurut
kalenderium liturgi sekurang-kurangnya ada 18 (delapan belas) perayaan
(sepanjang tahun) yang berhubungan dengan Bunda Maria:
7 perayaan kelas satu(solemnitas), :
• 1 Januari : Santa Maria Bunda Allah;
• 6 Januari, Penampakan Tuhan ;
• 19 Maret, St. Yusuf (suami Maria);
• 25 Maret, Kabar Sukacita;
• 15 Agustus, Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga;
• 8 Desember, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa;
• 25 Desember, Kelahiran Yesus.
5 perayaan kelas dua (festum), yaitu :
• 2 Febuari, Yesus dipersembahkan Dalam Kenisah;
• 31 Mei, Maria Mengunjungi Elizabet;
• 22 Agustus, Santa Perawan Maria, Ratu;
• 8 September, Kelahiran Santa Perawan Maria;
• 30 Desember, Keluarga Kudus
6 perayaan kelas tiga (memoria), yaitu :
• 11 Februari, Santa Perawan Maria di Lourdes;
• 16 Juli, Santa Perawan Maria di Gunung Karmel;
• 26 Juli, Yoakim dan Anna (orang tua Maria);
• 15 September, Santa Perawan Maria Berdukacita;
• 7 Oktober, Rosario Santa Perawan Maria;
• 21 November, Santa Perawan Maria Dipersembahkan Dalam Bait Allah
Gereja sebagai Umat
Allah "mendekati" Bunda Maria karena selain didesak oleh kerinduan untuk
menyerupai jalan hidup Maria yang nampaknya membahagiakan; juga
didorong untuk sampai kepada Yesus Kristus melalui Maria, Bunda-Nya, dan
dari sinilah dasar "Per Mariam ad lesum".
DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA
Jika dicermati, ada beberapa motif devosi kepada Bunda Maria, yaitu :
- Terdorong untuk membaktikan diri secara menyeluruh demi pengabdian kepada Allah.
- Membuat kita mengikuti jejak Kristus dan meneladan kerendahan-Nya.
- Membuahkan kesadaran panggilan dan tugas kehidupan seperti Maria.
- Merupakan sarana unggul untuk menjaga kemuliaan Allah yang lebih besar.
- Mengantar kita pada kesatuan dengan Tuhan secara singkat menyenangkan.
- Memberi kita kebebasan mendalam yang merupakan dambaan sebagai anak-anak Allah (bdk.Rm.8:21).
- Mendapatkan rahmat agung bagi sesama kita.
- Merupakan sarana ketekunan yang mengagumkan
PENYIMPANGAN DEVOSI
Saking banyaknya umat
yang berdevosi kepada Bunda Maria, akhirnya muncul improvisasi yang pada
akhirnya berujung pada penyimpangan-penyimpangan devosi yang
sesungguhnya. Bahkan kadang umat tidak mengetahui bahwa itu salah,
karena mungkin sudah terbiasa dengan apa yang telah dilakukannya.
Ada beberapa hal penting yang harus dihindari dalam berdevosi kepada Bunda Maria, yaitu :
Melebih-lebihkan peran Ilahi dalam karya penyelamatan.
Ada pendapat ekstrim
bahwa "Allah tidak perlu kerja-sama manusiawi. Manusia tidak punya peran
apa-apa. Sehingga tidak seorang manusia pun, termasuk Maria, bisa layak
dihormati. Karena, penghormatan seperti itu akan mengurangi kemuliaan
yang hanya ditujukan kepada Allah". Akibat dari ekstrim ini muncul apa
yang kita sebut "MARIOPHOBIA".
Melebih-lebihkan peran manusiawi dalam karya penyelamatan sampai melalaikan peran Ilahi.
Argumen ini menegaskan
bahwa Allah membutuhkan sarana untuk menghadirkan diri. Dan sarana
paling nyata adalah Yesus Putra-Nya yang lahir dari rahim Maria.
Dampaknya, peranan Maria yg begitu dilebih2kan dan pada akhirnya
menggeser peran Ilahi...
Akibat yang muncul dari ekstrim ini, orang berkeyakinan bahwa sarana saja sudah cukup. Hormati Maria saja ("Mariocentricisme").
Gereja menganjurkan agar
setiap anggota membangun penghormatan yang benar dan sehat terhadap
Bunda Maria. Keibuan Maria dalam kehidupan gereja sungguh-sungguh
memberi inspirasi pelayanan bagi gereja.
Devosi kepada Bunda Maria pada akhirnya merupakan devosi kepada Kristus, karena anugerah rahmat-Nya sudah jaya dalam diri Maria.
Berdasarkan iman dan
ketaatannya pada Sabda Allah, Maria merupakan model yang istimewa bagi
gereja dan anggotanya. Maria adalah seorang murid yang luar biasa.
Penampakan, visiun, dan
peristiwa-peristiwa luar biasa lainnya yang dihubungkan langsung maupun
tidak langsung dengan Maria, boleh dipercaya; boleh tidak dipercaya.
Tidak satu pun boleh dipandang essential bagi iman Katolik, entah itu
disetujui oleh gereja atau tidak.
Hal penting lainnya,
Penampakan, visiun, dan peristiwa-peristiwa luar biasa lainnya yang
dihubungkan langsung maupun tidak langsung dengan Maria "TIDAK BOLEH DIPANDANG DAN DITEMPATKAN SEJAJAR DENGAN INJIL" melainkan harus dinilai dalam terang iman Gereja dan hendaknya tidak bertentangan dengan Kitab Suci
Salam Sejahtera, semoga bermanfaat...
Christo et Ecclesiae
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar