Senin, 06 Mei 2013

MEMBERI PENGHORMATAN YG LAYAK KEPADA SAKRAMEN MAHA KUDUS


Roti & Anggur yang setelah melalui proses Transsubstansiasi menjadi Tubuh dan Darah Kristus, HARUSLAH DIPERLAKUKAN DENGAN SANGAT HORMAT, baik selama maupun setelah Perayaan Ekaristi (Mysterium Fidei, no. 56-61)

Gereja Katolik sudah mengatur sedemikian rupa bahkan dalam hal tata ruang, di mana ada aturan untuk meletakkan Tabernakel

KHK, Kan. 938 - §2 : 
"Tabernakel, tempat menyimpan Ekaristi mahakudus, hendaknya terletak di suatu bagian gereja atau RUANG IBADAT YG UTAMA, TAMPAK, DIHIAS PANTAS, LAYAK UNTUK DOA”
(Pengertian tampak di sini, posisi Tabernakel harus bisa terlihat oleh umat yg hadir.)
Dalam tradisi Gereja Latin, umat wajib genuflect (berlutut dengan satu kaki) di depan tabernakel di mana disimpan Sakramen Mahakudus. Sedangkan Dalam Tradisi Gereja Katolik Timur, umat membuat tanda salib dan membungkuk dengan hormat.  Dari kedua penggambaran gerakan2 liturgi tersebut,sangatlah jelas bahwa Gereja memberikan perlakuan khusus kepada Sakramen Maha Kudus yaitu dengan memberi pengajaran kepada umat untuk menunjukkan sikap hormat serta sembah sujud. 

Oleh sebab itu, maka sudah sepantasnya bagi umat untuk saling bertegur sapa, bersilaturahmu dll hanya di halaman gereja, menginat amat sangat tidak pantas berbicara keras atau ribut dalam Gereja, karena di dalam tabernakel tersimpan Sakramen Maha Kudus yang benar2 disakralkan oleh Gereja Katolik.

Gereja mewajibkan semua orang untuk berpuasa sebelum menerima Tubuh dan Darah Kristus sebagai ungkapan rasa hormat dan permenungan (kecuali jika tidak diperbolehkan karena menderita suatu penyakit tertentu). Dalam Gereja Latin, umat wajib berpuasa sekurang-kurangnya satu jam. demikian pula jemaat di Gereja2 Katolik Timur juga harus mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan gereja mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar