Rabu, 01 Mei 2013

Adorasi di Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung

Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung belum memiliki kapel Adorasi Ekaristi Abadi,  namun demikian Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung telah menyelenggarakan Adorasi Sakramen Mahakudus setiap bulan pada Jumat pertama. Waktu yang disepakati yakni sesudah perayaan Ekaristi Jumat Pertama, dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok jaga bakti, yang digilir ke masing-masing 3 sampai 4 lingkungan dengan s
eorang atau lebih pemandu Adorasi. Sehingga masing-masing kelompok dapat tugas jaga kurang lebih selama 1 jam, yaitu dari jam 6-7, 7-8, 8-9 malam. Mereka yang hendak mengikuti Adorasi Jumat pertama mendapat kesempatan untuk beradorasi baik secara terjadwal dari lingkungan maupun secara pribadi. 

Namun dalam perkembangannya saat ini, Adorasi di gereja St. Yohanes RasulPringwulung hanya terselenggara 1 jam, setelah selesai misa Jum,at Pertama.Usulan tersebut disambut baik oleh Romo Paroki dan hingga saat ini masih tetap dipertahankan.
Adorasi satu jam sesudah perayaan Ekaristi ini diharapkan menjawab kebutuhan Umat yang hendak mengisi kehidupan rohani untuk sejenak bersama Tuhan Yesus.  Buku panduan ini disusun untuk membantu ibadat Adorasi berdasarkan buku ibadat Adorasi yang dibuat oleh Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. Doa-doa maupun bacaan kitab suci dapat disesuaikan menurut kebutuhan. 

Apa dan Mengapa Adorasi?
Menindaklanjuti gema Tahun Ekaristi (Oktober-2004 2005) yang dicanangkan Bapa Suci Yohanes Paulus II, memberi gema yang mendalam kepada umat beriman Kristiani mengenai kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi dan kehadirannya yang tetap dalam rupa roti pada Sakramen Mahakudus.
Tercetuslah Arah Dasar Umat Allah KAS tahun 2006 – 2010, yaitu mempunyai RohNya pada upaya menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Kristus dan mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan dengan kekuatan dan motor penggeraknya dari kesatuannya dengan Allah sendiri. Dalam hal ini ARDAS KAS 2006 – 2010 merumuskan hal tersebut dengan kata-kata “Dalam bimbingan Roh Kudus“ dan ”bersahabat dengan Allah”. Kesatuan dengan Allah terjadi secara istimewa dan nyata melalui perayaan Ekaristi.
Melalui Adorasi - Ekaristi, kita menimba kekuatan iman dan kekuatan batin yang berasal dari Kristus sendiri yang hadir dalam Ekaristi, dan merupakan usaha dan kegiatan kita melaksanakan Arah Dasar KAS itu di kancah perjuangan hidup Gereja dan masyarakat dewasa ini. Gema tahun Ekaristi tahun 2004 – 2005 dan Arah Dasar KAS 2006 – 2010 itu memunculkan dorongan dan keinginan Gereja KAS untuk memulai habitus baru dalam memaknai dan mencari dasar bagi karya perutusannya di tengah masyarakat kita ini melalui devosi Ekaristi.
Dengan demikian pelaksanaan ARDAS KAS bukan hanya sekedar suatu usaha atas dasar ketrampilan manusiawi, kekuatan dan disiplin managerial dan organisasi Gereja dst, melainkan sungguh-sungguh pengungkapan dan perwujudan iman berdasarkan rahmat dan kekuatan yang berasal dari Allah sendiri. Maka sangatlah penting untuk memahami patokan Adorasi Ekaristi,  bagaimana menghayati Adorasi Ekaristi yang sehat. Ada 3 hal penting sebagai Patokan Devosi Adorasi yang sehat tersebut seperti diungkapkan oleh Rm. E. Martasudjita, Pr. (Ketua Komisi Liturgi KAS), yaitu :
  1. Adorasi yang sehat itu hendaknya merupakan pengungkapan iman yang sehat dan seimbang yaitu sesuai dengan iman Gereja dan seluruh tradisinya. Jangan pernah menyimpang dari iman Gereja Katolik, yaitu hendaknya Adorasi kita dan devosi-devosi Ekaristi kita mengungkapkan iman Gereja sendiri yaitu iman Gereja akan kehadiran Yesus Kristus dalam Ekaristi (dalam rupa Roti dan Anggur).
  2. Melalui Adorasi hendaknya devosi / Adorasi Ekaristi itu mengarahkan kita, membawa kita kepada pengalaman mistik, yakni kesatuan dengan Allah dan karenanya juga kesatuan dengan sesama. Adorasi yang baik yaitu semakin menyatu dengan Allah, semakin mencintai Allah.
  3. Adorasi yang sehat mampu mengarahkan kita kepada perwujudan dalam kehidupan sehari-hari. Adorasi yang baik membawa kita kepada dorongan untuk aksi sosial, untuk melakukan tindakan perbuatan baik kepada sesama (ingin membantu yang miskin, kecil, lemah, tersingkir; orang-orang yang sedang teraniaya; mempraktekkan keadilan). Adorasi yang baik menghasilkan buah-buah yang baik seperti kata St. Paulus dalam Galatia 5 :22-23.

Sesuai dengan tahun 2009 sebagai tahun Orang Muda Katolik, dan seperti seruan Bapa Suci Yohanes Paulus II : “......Ajarilah kaum muda akan nilai dari Adorasi Ekaristi. Bagaimana anak muda mampu mengenal Tuhan apabila mereka tidak diperkenalkan pada misteri kehadiranNya?...”, maka kami berusaha menyapa dan bertanya kepada sejumlah kaum muda di kota Yogyakarta dan sekitarnya – apa dan bagaimana pengertian dan pengalaman mereka tentang Ekaristi – khususnya tentang Adorasi Pribadi.
Sebelum pembahasan lebih lanjut, ada beberapa kutipan pengertian Adorasi yang sangat indah yang kita semua perlu memahami kata demi kata. Antara lain :
Dua Belas Alasan Dari Ajaran Gereja Untuk Meluangkan Waktu Dengan Tuhan Yesus Di Dalam Sakramen Mahakudus
  1. Engkau sangat dibutuhkan ! (Paus Yohanes Paulus II, Dominicae Cenae).
  2. Ini adalah undangan pribadi dari Yesus kepadamu (Paus Yohanes Paulus II, Dominicae Cenae).
  3. Yesus mengandalkan kamu karena Ekaristi adalah pusat hidup (Paus Yohanes Paulus II, Penebus Manusia).
  4. Kebersamaanmu bersama Yesus di dalam Sakramen Maha Kudus selama satu jam akan memperbaiki kejahatan dunia dan membawa damai di bumi (Paus Yohanes Paulus II, Dominicae Cenae).
  5. Siang dan malam sepanjang hari Yesus tinggal dalam Sakramen Maha Kudus karena engkau adalah pribadi yang paling penting di dunia ini bagi Yesus (Paus Paulus VI, Mysterium Fidei).
  6. Yesus menghendaki engkau berbuat lebih banyak daripada sekedar menghadiri Misa pada hari Minggu (Paus Yohanes Paulus II, Penyelamat Manusia).
  7. Engkau tumbuh secara rohani setiap kali Engkau menghadap Yesus (Paus Yohanes Paulus II, Penyelamat Manusia).
  8. Waktu terbaik untuk menggunakan waktumu di dunia ini bersama Yesus, Sahabatmu yang terbaik, ialah di dalam Sakramen Maha Kudus (Paus Paulus VI, Mysterium Fidei).
  9. Sebagaimana engkau tidak bisa hadir dibawah matahari tanpa menerima sinarnya ?, demikian juga kamu tidak bisa datang kepada Yesus yang ditahtakan di dalam Sakramen Maha Kudus tanpa menerima Sinar IlahiNya, RahmatNya, KasihNya, damaiNya (Paus Paulus VI, Mysterium Fidei).
  10. Seandainya Yesus hadir di dalam gereja secara nampak, setiap orang akan datang menyambutNya. Tetapi Ia mau secara tersembunyi ada di dalam Hosti Suci dalam wujud Roti, karena Ia memanggil kita dalam iman, supaya kita datang kepadaNya dalam kerendahan hati (Paus Paulus VI, Credo dari umat Allah).
  11. Dengan belas kasih yang merubah, Yesus menjadikan hati kita satu dengan hatiNya (Paus Paulus VI, Mysterium Fidei).
  12. Bila Paus sendiri mengundang Anda secara khusus untuk mengunjungi dia ke Vatikan, kehormatan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan kehormatan dan kemuliaan yang diberikan Yesus sendiri yang mengundang engkau satu jam di dalam Sakramen Maha Kudus (Paus Paulus VI, Mysterium Fidei).Saya menganjurkan orang Kristen secara teratur mengunjungi Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, karena kita semua dipanggil untuk tinggal dalam hadirat Allah… Ajarilah kaum muda akan nilai dari Adorasi Ekaristi. Bagaimana anak muda mampu mengenal Tuhan apabila mereka tidak diperkenalkan pada misteri kehadiranNya? Seperti Samuel muda, dengan mempelajari kata-kata doa dalam batin, dia menjadi semakin dekat dengan Tuhan, yang menyertainya dalam pertumbuhan rohani dan kemanusiaanya. Misteri Ekaristi pada hakekatnya adalah “evangelisasi puncak” (Lumen Gentium), karena itu adalah kesaksian yang paling nyata dari kebangkitan Kristus. (Oleh Paus Yohanes Paulus II) Adorasi Ekaristi merupakan penyembahan kepada Tuhan Yesus, yang Kudus dari Allah, yang tinggal bersama kita dalam rupa roti. Selama adorasi itu kita bertemu dengan sahabat jiwa yang mencintai kita. Dalam pertemuan itu kita berdoa, berkisah tentang hidup ini, atau sekedar hening untuk mendengarkan suara keheningan. Pada suatu saat, kita pun akan mengakui bahwa kata-kata tidak lagi cukup untuk mengungkapkan cinta. Pada saat itulah kita berharap dapat mendengarkan suara keheningan, saat Allah berkata dalam hati. (Oleh Mgr. J. Pujasumarta (Uskup Keuskupan Agung Semarang ) Bicarakanlah segala hal dengan Kristus dalam Sakramen Mahakudus. Kasih-Nya kepadamu melampaui kemampuanmu untuk memahaminya. Ia tahu betapa sulitnya bagimu untuk mengasihi Sakramen Mahakudus sebanyak yang engkau inginkan; Ia tahu bagaimana pikiranmu kacau dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ia tahu juga bagaimana kehidupan rohanimu berjalan tertatih-tatih. Ia mengerti! Yang diminta-Nya hanyalah engkau berusaha, berusaha untuk bertumbuh menjadi seorang Kristiani yang lebih baik, berusaha untuk menyempurnakan hubunganmu dengan-Nya. Memang sulit, tapi tak ada usaha lain yang lebih berdaya guna daripada ini. Kata kuncinya adalah “berusaha”. Sepanjang Adorasi berusahalah terlebih lagi dari sebelumnya untuk lebih dekat pada Kristus. Berbicaralah dengan-Nya dalam Sakramen Mahakudus. Ia tahu tujuanmu … harapanmu … kelemahan-kelemahanmu. Bicarakanlah semuanya dengan-Nya. Maka, kalian akan tahu apa yang kami maksudkan ketika kami mengatakan bahwa Adorasi adalah sungguh `SUATU WAKTU KESEMPATAN ROHANI”.
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”

Dengan Adorasi kita bukan sekedar mau menyembah-nyembah kekudusan Hosti Suci itu, melainkan yang lebih pokok; menghaturkan puji syukur atas misteri penyelamatan Allah dalam Kristus sebagaimana dirayakan dan dikenang dalam perayaan Ekaristi. Adorasi hendaknya menguatkan iman kita dan makin membuat kita berani berjuang bersama Tuhan yang hadir bagi tegaknya Kerajaan Allah di dunia ini.
Tak ada kekuatan apapun
yang dapat mempersatukan dan menyelamatkan kita,
selain Kristus, Sang Gembala Agung.
Dialah Gembala dan kitalah kawananNya.
Diteguhkan oleh SabdaNya dan dikuatkan oleh Ekaristi,
yakni TubuhNya sendiri yang diberikan kepada kita dalam rupa Hosti. 
“EKARISTI sebagai sebuah ADORASI”(dikutip dari buku MENCINTAI EKARISTI, karangan Romo E. Martasudjita, Pr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar