Senin, 24 Juni 2013

Kalau saya bisa menjadi orang baik tanpa perlu menjadi katolik, untuk apa menjadi katolik?

By Cornelius

Orang baik melakukan apa yang ia percayai sebagai hal yang benar dan baik. Anda bisa menjalani pola hidup sehat yang anda yakini sebagai hal yang baik, tapi hal tersebut akan sulit dijalani bila anda tidak mempunyai pengetahuan yang benar tentang pola hidup sehat. Untuk melakukan sesuatu yang baik, diperlukan pengetahuan yang benar.
Kebenaran dan kebaikan tidak terpisahkan. Kalau kita hanya ingin menjadi orang baik, ingin merasa baik terhadap diri kita ( ”feel good about ourself”), maka kita menomor duakan kebenaran. Kebaikan itu penting, tapi kebenaran juga penting. Mentalitas katolik adalah mentalitas both… and (…dan…) bukan either or (…atau…)
Anda hanya bisa menjadi orang katolik yang jujur bila anda meyakini bahwa semua ajaran iman katolik adalah benar. Orang katolik sejati bukanlah katolik kafetaria yang bisa memilih ajaran yang ia suka dan menolak ajaran yang ia tidak suka.
Kita akan memiliki kehidupan yang baik bila kita memiliki pengetahuan tentang makna “kehidupan baik” itu, dan pengetahuan itu kita peroleh dari wahyu ilahi, yang merupakan kebenaran yang berasal dari Allah. Allah menghendaki yang baik dan tidak pernah menghendaki yang jahat, maka wahyu Allah sudah pasti baik bagi manusia. Dari sinilah iman katolik berasal, dan hal ini memampukan kita untuk menjadi kudus, bukan sekedar menjadi baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar